Wrote : At 6 am near post office


pict source from google
Pagi itu ramai sekali orang berlalu lalang. Ada yang berjalan bersama keluarga, teman, atau bahkan kekasih hati mereka. Hehe. Saya berada di posisi yang nomor dua. Berjalan dengan teman. Dia salah satu teman saya yang menurut saya sangat paham agama di bandingkan dengan saya. Yang benar saja, bagaimana dia tidak paham tentang agama karena dia alumni dari sebuah pondok pesantren dan juga kuliah di universitas yang berbasis agama.

Setelah kami berkeliling membeli beberapa camilan ringan untuk dimakan sembari mengobrol, akhirnya kami memutuskan untuk duduk di bangku yang rindang yang tak jauh pula dengan kantor pos polisi. Kami mengobrol cukup banyak pada saat itu karena kami pun jarang bertemu setelah tidak satu tempat kerja lagi. Tanpa disadari pagi ini juga saya mendapat banyak sentilan-sentilan kecil dari obrolan kami. Benarlah, Allah akan memberi kita hidayah dengan berbagai macam cara, entah dengan nasehat teman atau seperti saya ini, lewat obrolan yang ringan dengan teman.

Topik jodoh memang selalu menggugah obrolan kami berdua. Maklum, kami berdua belum bertemu jodoh alias masih sama sama single. Hahaha. Dan entah mengapa kriteria calon suami kami hampir sama, mulai dari segi agama, pengetahuan dan lain-lain. Saat dia mulai bercerita tentang salah satu dosen di kampusnya yang menemukan jodoh dimana ditempat dia mengajar, disinilah hati saya mulai merasakan percikan-percikan api. Ternyata memang benar apa yang pernah saya dengarkan dari ceramah Ustad Felix, bahwasannya wanita itu dinilai dari masa lalunya, sedangkan laki-laki dinilai dari masa depannya. Saya baru sadar sepenuhnya apa arti ungkapan ini ketika teman saya tadi bercerita tentang percintaan salah satu dosen di kampusnya dulu. 

Beliau adalah seorang dosen baru yang mengampu mata kuliah bahasa arab. Singkat cerita, beliau tertarik dengan salah satu dosen di kampus tersebut, yang mana dosen wanita yang beliau sukai adalah bukan seorang wanita biasa. Karena wanita tersebut sangat pendiam dan tidak seperti kebanyakan dosen wanita-wanita yang pada umumnya. Akhirnya mereka menikah dan suatu hari di rapat pertemuan antar dosen, bertemulah dosen laki-laki dengan kawan lamanya yang juga dosen dalam satu yayasan tetapi beda univeristas. Teman-teman beliau sangat kaget manakala mengetahui beliau memperistri dosen wanita yang pendiam tadi. 


Mereka bertanya-tanya bagaimana bisa kamu menakhlukkan hatinya? Dia bukanlah wanita gampangan. Bahkan keluar dengan seseorang yang bukan mahramnya pun tidak pernah apalagi disentuh orang yang bukan mahramnya, kamu sangat beruntung sekali mempunyai istri sepertinya.
Subhanallah beliau merasa sangat senang sekali mendengar teman-temannya berkata demikian. Pun juga beliau bangga mempunyai seorang istri yang mana istrinya adalah orang baik-baik sehingga banyak lelaki yang menghormatinya. Bahkan berlomba lomba untuk meminangnya. Dari cerita ini saya mulai sadar betapalah pentingnya masa lalu seorang wanita.

Karena apabila masa lalunya tidak baik dan dia tidak pandai menjaga diri, tidak menutup kemungkinan orang lain akan berkata “mengapa engkau menikahi wanita yang mudah dibawa oleh lelaki kesana kemari, tidak pulang malam hari bahkan melakukan perbuatan keji dengan banyak lelaki”. Astagfirullahaladzim, jangan sampai orang berkata demikian tentang kita apabila sudah mempunyai suami esok. Harkat dan martabat seorang suami akan naik apabila dia memilih wanita yang mampu menjaga dirinya manakala masih sendiri. Dan begitu pula sebaliknya. Tidakkah kita ikut merasa senang apabila suami bangga telah memiliki kita. Jangan sampai membuatnya malu dihadapan orang lain apalagi teman atau kerabatnya.


Jadi kesimpulannya, masa lalu seorang wanita amatlah penting. Memang masa lalu tidak akan masuk kedalam kehidupan kita yang baru. Akan tetapi, masa lalu juga yang menentukan penilaian diri kita sekarang. Setelah obrolan yang begitu tersirat makna ini selesai, kami berdua bersyukur agaknya Allah sangat sayang kami untuk saat ini. Biarlah tak apa sendiri untuk sebentar masa, dari pada berdua mengundang maksiat.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sedikit Barang, Sedikit Stres: Seni Hidup Minimalis di Rumah

Hanasui Collagen Water Sunscreen SPF 50 Pa++++

Hanasui Glow Expert Series