New Chapter, New Hope
Assalamualaikum
Ya Allah rasanya cepat sekali hari-hari berlalu. Tidak terasa saat ini
sudah memasuki awal tahun kembali. Mungkin resolusi tahun 2019 belum semuanya
terpenuhi, dan aku berharap di tahun 2020 ini bisa terealisasi one by one. Ingin
rasanya aku tarik mundur lima tahun kebelakang dimana aku mulai bertumbuh
begitu pesatnya terutama dalam segi emosional. Banyak sekali
pengalaman-pengalaman yang telah ku lalui dan itulah hal yang mengasahku
sehingga jadilah aku seperti sekarang ini.
Tahun 2015: adalah tahun kopi dan gula. Dimana aku merasakan pahit
sekaligus manis yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Kejadian pahit dan
manis menyatu sempurna di tahun ini. Bertemu dengan orang-orang baru, belajar
hal-hal baru, adalah pengalaman berhargaku ditahun ini. (jomblo)
Tahun 2016: tahun yang mengajarkanku tentang orang-orang di dunia kerja
itu tidak semuanya baik. Maklum, ini tahun pertamaku bekerja di perusahaan dan
sekolah. Aku banyak belajar, bagaimana menempatkan diriku sebaik dan sejujur
mungkin dalam bekerja. Karena semua atasanku ditempat kerja ini, tidak satupun
yang bisa kucontoh. :/ (masih wondering siapa jodohku)
Tahun 2017: aku harus nikah. Wkwk. padahal jodoh belum nampak. Semua serba
abu-abu. Dan hampir hitam kembali seperti tahun 2015. Tapi, Allah lagi-lagi
punya rencana yang teramat indah. Oktober, suami ngeDM via IG dan tanya “apa
kamu sudah ada laki-laki yang melamar? Saya berniat ingin taaruf”. Sungguh
pertolongan Allah itu dekat :’) . aku yang sama sekali ga kepikiran bakal
ketemu jodoh ditahun ini rasanya udah gak bisa di ungkapkan. ( ya Allah terimakasih,
akhirnya elynda LAKU :D )
Tahun 2018: hampir persis seperti tahun 2015. Namun kali ini, manis +
pahit + manis + pahit = nano nano. Lebih komplit ya. Tahun yang tidak disangka
sangka kalau aku bakalan dilamar dan di nikahin sama suami. Tapi ditahun ini
juga aku sempet nyungsep dari sepeda motor pas H-10 akad nikah. Ternyata bener
kata orang-orang, cobaan menjelang nikah itu dahsyat. Etapi tidak kalah
dahsyatnya setelah menikah, aku harus kehilangan anak pertamaku. Baru saja
rasanya senang honeymoon dan jarak sebulan lihat tespek garisnya dua. Tapi Allah
berkehendak lain. Sedih? Pasti. Kehilangan anak adalah moment yang paling
memilukan. ( seengaknya udah ngerasain hamil 6w)
Tahun 2019: jika tahun lalu di sibukkan dengan ngurus lamaran + nikahan +
abortus. Alhamdulillah tahun ini Allah kasih rejeki kita untuk ngurus rumah
baru berselancar offline maupun
online demi cari hunian yang nyaman dan pas dikantong :v gapapa kecil dan
sederhana yang penting sudah punya tempat tinggal sendiri dari hasil kerja
keras berdua. Sudah alhamdulillah sekali. Padahal target beli rumah 2 tahun
setelah menikah, tapi Allah izinkan tahun ini kami memiliki rumah. Bahagia dan
sangat bersyukur. Once again, there is no rainbow without a litte rain.
Tahun 2020: banyak sekali tambahan resolusi ditahun ini. Terutama masalah
momongan. Semoga Allah berkenan dan percaya padaku dan suami untuk merawat
titipan-Nya kembali. Semoga ditahun ini juga bisa komplitin isi rumah, dan
bikin acara tasyakuran kecil-kecilan. Lebih bersyukur atas apapun nikmat yang
Allah berikan, dan lebih sadar lagi sebenernya aku diciptakan untuk apa. Doaku,
ku cukupkan untuk selalu dan selalu ingat Allah meskipun tak jarang aku sering
sekali khilaf dan berbuat dosa. Tetapi, semoga Allah berkenan menungguku
meskipun jalanku pelan sekali dan terseok-seok.
Aku juga berharap bagi siapapun yang membaca tulisanku ini, jadilah orang
yang selalu bersyukur atas nikmat Allah, dan ingatlah Allah kapanpun serta
dimanapun. insyaAllah hidup akan senantiasa damai dan bahagia.
Komentar
Posting Komentar